31 Mei 2012 - Siapa yang menahan marah, padahal ia boleh melepaskan kemarahannya, maka kelak pada hari kiamat, Allah akan memanggilnya di depan sekalian makhluk. Kemudian, disuruhnya memilih bidadari sekehendaknya." (HR. Abu Dawud - At-Tirmidzi)
Sesungguhnya menahan diri dari marah adalah sifat muttakin dan balasannya di sisi Allah adalah balasan orang-orang yang bertakwa. Dan Allah memberi jaminan kepada orang yang berjaya menahan kemarahan ini dengan memberi keutamaan di hari akhirat untuk memiki syurga yang dia mahu, berdasarkan dalil hadis:
‘Sesiapa yang dapat menahan dari kemarahan dan ia berjaya menghilangkannya di hari kiamat kelak Allah memberi keutamaan dari sekalian makhluk sehingga ia memilih mana-mana pintu syurga yang ia mahu’. (HR.Al-Bukhari)
Adakalanya, Rasulullah S.A.W. juga marah. Namun, marahnya tidak melampaui batas kemuliaan. Itu pun ia lakukan bukan karena masalah pribadi melainkan karena kehormatan agama Allah. Rasulullah S.A.W. bersabda, "Memaki-maki orang muslim adalah fasik (dosa),dan memeranginya adalah kufur (keluar dari Islam)." (HR.Bukhari)
Sabdanya pula, "Bukanlah seorang mukmin yang suka mencela, pengutuk, kata-katanya keji dan kotor." (HR. At-Tirmidzi)
Dari pengajaran hadis ini sama samalah kita bersabar dan memberi kemaafan kepada orang lain kerana kemaafan itu lebih tinggi martabatnya dari menahan kemarahan. Namun demikian orang yang berjaya menahan diri dari marah ini sudah tentu ada padanya sifat pemaaf dan ihsan pada orang lain. Jiwa orang yang berjaya menahan marah juga sunyi dari sifat dendam, iri hati, dengki dan talam dua muka. Sifat-sifat buruk inilah yang menyebabkan seseorang itu tidak berjaya di akhirat, walaupun semasa hayatnya merupakan orang yang soleh dan taat kepada perintah Allah dan Rasul-Nya.
Maka dengan ini sama-samalah kita berdoa agar dijauhi sifat-sifat sedemikian, dengan doanya:
‘Ya Allah! Jadikanlah kami dari golongan orang-orang yang dapat menahan kemarahan mereka, dan jadikanlah kami orang orang yang suka memberi kemaafan dan perdamaian. Kategorikanlah kami bersama orang-orang yang beramal dengan mengikut apa yang diperintah oleh Allah, mengikuti penghulu segala nabi-nabi dan rasul-rasul iaitulah penghulu kami Muhammad S.A.W.
0 comments:
Post a Comment